Wednesday, February 22, 2012

the world is not a battlefield, it's a playground

Hari itu Jogja sedang keterlaluan panasnya. Sudah jam tiga sore, tapi sengatan dari atas masih mampu membuat orang paling sabar sekalipun mengumpat dalam hati. Saya sedang duduk di salah satu kursi di halaman Mirota Batik, menunggu seseorang, ketika datang seorang anak perempuan berambut merah (entah warna asli, diwarnai, atau karena keseringan berjemur) sambil menyodorkan amplop ke orang-orang di sekitar tempat tersebut. Saya mengambil amplop yang disodorkan olehnya. Tujuan saya sebenarnya adalah hanya ingin melihat kali ini apalagi yang ditulis oleh para pencari 'sumbangan' dengan memanfaatkan anak kecil di atas amplop lecek seharga 250 rupiah.

"Mohon bantuan dari kakak-kakak untuk biaya sekolah", begitu tulisannya. Jelas tulisan orang dewasa. Klise. Saya pikir saya akan menemukan tulisan yang lebih menarik dalam kegiatan eksploitatif tersebut. Begitu saya akan memasukkan beberapa receh ke dalam amplop tersebut, tidak disangka si anak duduk di sebelah saya kemudian bersandar di tangan saya. Saya tunda pengembalian propertinya dan memulai percakapan.

"Kamu namanya siapa?"
"Ayu kak.."
"Ayu siapa? Ayu Ting Ting?" (iya saya tahu, ini memang cheesy)
"Bukan kak, Ayu Palupi."
"Ooh. Kelas berapa Ayu?"
"Kelas nol kecil kak."
"Kok ga sekolah?"
"Kan udah pulang kaak." jawabnya sambil menggelayuti lengan saya dan bersandar semakin erat.
"Ibu mana?"
"Itu di sana lagi nungguin" katanya dengan nada suara yang mendadak melemah sambil menundukkan kepala.
"Kamu kok ga tidur?"
"Ga suka tidur aku kak, enakan main."
"Loh kok ga main?"
"Ini kan lagi main.."
"Ooh ini main ya. Ayu, ini uangnya kalo udah banyak mau diapain?"
"Ya mau dibeliin macem-macem kak, alat sekolah, pensil, buku." 
"Buat sekolah apa buat ibu?"
"Ya buat sekolah. Aku tu suka nggambar kak, tapi itu loh bukunya abis, jadi ga pernah nggambar lagi."
"Ooh seneng nggambar. Nih buat beli buku gambar.." kata saya seraya mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku celana.

Dengan cekatan tangan kecilnya menyambar uang di tangan saya.
"Eh eh tunggu dulu. Emang kamu tahu itu berapa?"
"Tahu, tiga ribu kak. Makasih ya kak. Buat beli buku.."

Sedetik kemudian Ayu kecil berlalu dengan langkah-langkahnya yang setengah melompat sambil bersenandung kecil. Dia kembali bermain.

No comments:

Post a Comment