Tuesday, November 30, 2010

the social network : ini lebih mirip kritik dan ungkapan kekecewaan daripada resensi

Sudah agak lama saya mendengar kisah tentang Facebook akan dibuat film. Awalnya saya tidak sedikitpun menaruh perhatian pada itu. Pertama, karena saya tidak tertarik pada kisah tentang Mark Zuckerberg dan segala isu Yahudi yang sangat sering diributkan disini. Kedua, karena saya pikir film semacam itu jatuhnya hanya akan menjadi film kacangan yang cuma mendompleng nama besar Facebook untuk kemudian digunakan untuk mengiklankan si Facebook itu sendiri agar semakin besar perusahaannya.

Tapi setelah saya tahu sutradara film ini adalah David Fincher, wah saya tidak peduli lagi tentang dua alasan saya itu. David Fincher telah membuat saya jatuh cinta pada film-filmnya sejak lama, mulai dari The Game, Zodiac, Fight Club, Seven, hingga The Curious Case of Benjamin Burton --yang walaupun saya belum pernah menontonnya, saya tahu film itu mempunyai reputasi yang baik, apalagi dengan Brad Pitt didalamnya--

Yah walaupun sebelum nonton saya sudah punya sedikit rasa pesimis film ini bakal sebagus film-filmnya yang lain, saya tidak menyangka rasa kecewa saya begitu besar setelah selesai menonton. Film ini buruk! Sangat membosankan. Tidak ada kejutan-kejutan seperti dalam Seven, Zodiac, ataupun The Game. Dan sama sekali tidak seperti Fight Club yang mampu meracuni saya sampai sekarang.

Oke ternyata ekspektasi yang terlalu besar untuk sebuah film tidak baik untuk saya, juga untukmu. Saya sudah terlanjur menyiapkan set mental untuk menghadapi kesenangan-kesenangan yang saya dapatkan dari film-film Fincher sebelum mulai menonton, dan jatuhnya saya malah mengkomparasi film ini dengan film-filmnya yang lain yang malah membuat film ini menjadi semakin buruk di mata saya.

Saya selalu suka quotes dari film-film Fincher yang selalu melimpah dari awal sampai akhir, tapi di film ini saya cuma dapet satu yang cukup terngiang-ngiang di kepala saya, yang diucapin perempuan yang saya lupa namanya ke si Mark yang lagi duduk megang laptop di akhir film, kalau tidak salah kalimatnya gini,

"
you are not a bastard, you're just trying hard to be a bastard"

Jadi pesan moralnya adalah saya --dan mungkin kamu juga, emm kita-- sebaiknya memang menghindari segala bentuk prasangka, praduga, dan persepsi sebelum menonton sebuah film, kalau kata dosen fenomenologi saya istilahnya adalah epoche. Mungkin film ini akan terasa sedikit lebih baik jika sebelumnya saya tidak tahu sutradaranya adalah David Fincher.

Friday, November 26, 2010

distribusi opini #5 : a walking contradiction

you : "mas tu suka apa sih?"
me : "suka kehidupan"

beberapa bulan kemudian,

me : "jadi lebaran teh gini gini aja ya"
you : "what do u expect?kan udah ngalamin lebaran 21 tahun, jadi ya gitu-gitu aja,cant imagine what will happen 5 next years"
me : "iya ya, mikirin anak, istri, duit, kerjaan. kata aku juga kita mah harusnya bunuh diri massal aja"

"yeah, you’re truly a walking contradiction..
" you said

Saturday, November 20, 2010

reklamasi

"Ya benar, aku akan bunuh diri.." kata pemuda itu sambil membenarkan duduknya.
"Ah, sudah 10 tahun aku mengenalmu, dan tetap saja pikiranmu seperti cuaca, sulit diprediksi." sahut temannya.
"Kau salah untuk 2 hal. Pertama, tidak ada orang yang benar-benar mengenalku, bahkan diriku sendiri. Jadi kenyataan kita telah berteman selama 10 tahun, itu memang benar, tapi kau tidak mengenalku. Kedua, oh tuhan, tentu saja cuaca bisa diprediksi! Berdamailah dengan ilmu pengetahuan, dan kau bisa memprediksi apapun."
"Ya ya ya apapun itu..Jadi kapan kau akan mati?"
"Hmm..Sepertinya besok malam, saat purnama.."
"Oke. Dengan cara apa?"
"Gantung diri, itu obsesiku dari kecil hahaha!"
"Sakit! Pertanyaan terakhirku, apa alasanmu ingin bunuh diri?"
"Sederhana, aku sudah mendapatkan semua yang aku mau, hidup sudah tidak menantang lagi untuk kujalani. Dan ketika kau sudah tidak lagi merasa hidup dalam hidupmu sendiri, aku sarankan kau bunuh diri saja. Karena kau tahu? Manusia diberkahi sesuatu yang sangat indah bernama ketidakabadian. Kematian adalah jawaban yang paling menyenangkan untuk mimpi burukmu tentang keabadian.."
dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya (*)
***
Perempuan itu kembali menghela nafas, sudah seminggu semenjak dia mengurung diri dalam kamarnya dan melihat betapa dunia sudah benar-benar berubah ketika dia keluar. Semuanya tampak tak sama lagi baginya, pohon di seberang jalan itu, boks telepon umum yang sudah lama rusak, tetangga-tetangganya. Oh demi tuhan, semua telah berubah.
Tapi tunggu, semua yang berubah atau dia yang berubah? Apakah jalan ini memang bertambah panjang atau hanya otaknya yang berusaha mengatakan bahwa jalan ini memang bertambah panjang dari minggu kemarin?
Yang jelas ketika dunia sekelilingmu berubah, maka hidupmu juga otomatis berubah. Begtulah yang dialami perempuan itu, hidupnya sudah tidak sama lagi hari ini, dia sudah tidak bisa lagi menikmati bahkan satu sentimeterpun dari sungai kebahagiaan yang hidup tawarkan padanya.
Maka malam itu, dia berjalan menuju pohon di seberang jalan bersama tali tambang yang dia beli siangnya. Untunglah pengetahuannya tentang tali-temali lumayan bagus, sehingga dia tidak kesulitan dalam mempersiapkan apa yang dia sebut sebagai solusi paling sederhana untuk masalah yang paling kompleks. Dan perempuan itu pun mati.
because the world is round it turns me on
because the world is round..ah
because the wind is high it blows my mind
because the wind is high..ah
because the sky is blue, it makes me cry
because the sky is blue..aah (**)
***
"Sayang, anak kita lahir dengan selamat! Dan mereka kembar!!"
"Puji tuhan! Benarkah sayang? Oh aku sangat bahagia!"
"Iya, cepatlah pulang, aku tak akan menamai mereka sebelum kau pulang.."
"Oke oke sayang, baiklah.. Oh puji tuhan, apakah mereka cantik?"
"Iya mereka cantik dan juga tampan sayang. Yang perempuan mirip aku dan yang laki-laki mirip kamu.."
"Oh jadi mereka beda jenis kelamin. Oh ya tuhan, aku sangat senang! Mereka sehat kan?"
"Ya mereka sehat sayang. Tapi ada sedikit keanehan, di masing-masing leher mereka ada tanda lahir berbentuk tali.."
***
(*) Sapardi Djoko Damono - Dalam Diriku
(**) The Beatles - Because


Saturday, November 13, 2010

never give up, survivor!

ini sedikit gambar dari salah satu posko pengungsian terbesar di Jogja saat ini, Stadion Meguwoharjo. tempat dimana para relawan dan para pengungsi saling memberi makna pada kehadiran masing-masing.

shalat Jum'at

seperti biasa: gambar gunung

posko psikologi

nggih Mas..

siraman rohani? no comment deh..

hampir semua stasiun TV mangkal disini

"praying is doing something"

susu gratiis!

semoga setelah ini bukan cuma gunung yang akan digambar

tenggelam dalam lautan "baju pantas pakai"

semacam ruang keluarga, tapi tetap saja tidak senyaman di rumah

selalu ada alternatif untuk semua hal

cukur gratis