Wednesday, January 11, 2012

oxymoron

you do it to yourself, you do
and that's what really hurts
is that you do it to yourself
just you, you and no one else
you do it to yourself
you do it to yourself

(Radiohead-Just)

Mimpi saya semalam --dini hari lebih tepatnya-- sangat aneh. Setingnya adalah kamar saya yang benar-benar detil dan mirip dengan yang asli. Ceritanya saya terbangun karena mendengar suara benda terjatuh, dan ternyata suara itu berasal dari salah satu rak buku saya dimana terdapat Al-Qur'an dan Bibel dalam satu deret. Kedua buku itu terjatuh dengan sendirinya dan membuat buku-buku di sekitarnya ikut berhamburan ke lantai. Saya tidak berani bergerak dan membuka mata sebelum akhirnya saya benar-benar terbangun di dunia nyata dan melihat buku-buku dalam rak tersebut masih berada rapi pada tempatnya.

Saya sempat yakin peristiwa barusan benar-benar terjadi sebelum saya sadar bahwa di rak tersebut tidak ada Al-Qur'an, tetapi buku "Kisah Para Nabi dalam Al-Qur'an" yang bersebelahan dengan Bibel berukuran mini.

***

"South Park" dan "Family Guy", dua kartun favorit saya, seperti tipikal produk Amerika populer lainnya, sangat senang menjadikan agama dan Tuhan (maupun tuhan) sebagai bahan lelucon. Masing-masing pernah membuat episode tentang gambaran masa depan dimana manusia hidup tanpa agama. Keduanya menggambarkan keadaan yang sama: masa depan yang indah, damai, dan semua orang bahagia karena tidak mengenal agama. Tentu saja, seperti lelucon-lelucon mereka yang lain, dan juga seperti lelucon-lelucon dalam hidup yang seringkali mewujud tidak dalam bentuk lelucon, pasti ada yang bisa ditertawakan di balik sarkasme yang hanya bisa terasa lucu jika kita telah siap untuk menertawakannya.

Yang paling lucu dari episode-episode tersebut adalah kenyataan bahwa manusia akan tetap berperang dengan atau pun tanpa agama.

***

Tadi siang saya membaca berita yang sangat aneh. Sekitar dua ribu penduduk di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat diberitakan belum memeluk agama "resmi" yang ada di Indonesia. Hal tersebut membuat heboh para pejabat di sana. Kepala Kementerian Agama menghimbau agar mereka memeluk salah satu dari enam agama yang telah disediakan di Indonesia. Salah satu anggota DPR mengatakan bahwa polisi dan bupati harus turun tangan dalam masalah ini karena jika ada warga yang belum menganut agama "resmi", maka mereka tidak layak menjadi warga Indonesia.

Saya jadi ingat dengan anekdot tentang jari dan bulan. Tuhan digambarkan sebagai bulan, sedangkan agama adalah jari yang menunjuk ke arah bulan. Keindahan sebenarnya adalah bulan itu, tetapi kebanyakan orang justru lebih tertarik dengan jari yang menunjuk tersebut dengan cara memakaikan perhiasan kepadanya, menyucikannya, bahkan mungkin menyembahnya.

Saya sih lebih tertarik melihat bulan, jari adalah penunjuk arah. Jika suatu ketika saya lupa di mana letak bulan, saya tinggal melihat ke mana arah jari menunjuk, dan tidak melulu pada satu jari saja, karena semua jari menunjuk ke arah yang sama. Tetapi bukan berarti jari cuma berfungsi sebagai penunjuk arah. Kadang ketika langit mendung dan bulan tidak terlihat, saya merasa aman dengan melihat jari yang terus menunjuk, karena itu menunjukkan bahwa bulan selalu berada di sana, bahkan dalam keadaan langit tergelap sekali pun.

No comments:

Post a Comment