Monday, March 14, 2011

alegori

Hari itu hujan. Aku berteduh dibawah atap warung rokok. Dan kamu berdiri sambil memegang payung di seberang jalan; menunggu bus.

"Apa kabar?" katamu lewat tatapan.
"Baik." jawabku, juga lewat tatapan.

"Apa yang terjadi? Matamu terlihat aneh."
"Seperti biasa, terlalu sibuk mendefinisikan segala sesuatu, sehingga tidak pernah bisa menikmati apapun yang kucoba definisikan."
"Pantas, tatapan matamu terasa lebih suram dibanding cerpen-cerpen Edgar Allan Poe."
"Hehe, tetesan koloni air ini pasti membuatnya makin gelap."

"Tolong buatkan aku puisi.." pintamu
"Puisi?"
"Iya.."
"Di dalam matamu terdapat labirin super-rumit dengan sebongkah keju diujungnya,
dan aku adalah tikus yang kebingungan di titik start." jawabku refleks.

Hening beberapa saat.
Lalu kamu tersenyum sambil memejamkan mata, kemudian masuk ke dalam bus; pergi.
Sial, sekarang aku benar-benar tersesat..

1 comment: