No one laughs at God in a hospital
No one laughs at God in a war
No one’s laughing at God
When they’re starving or freezing or so very poor
No one’s laughing at God
When they’ve lost all they’ve got
And they don’t know what for
(Regina Spektor-Laughing With)
Kamu tahu apa hal yang paling absurd sekaligus paling sederhana di dunia? Kematian. Ada banyak sekali misteri di dunia ini yang sanggup membuat manusia tak berhenti berpikir selama berjuta kala sampai membuat mereka botak, namun hanya kematianlah yang paling membingungkan di antara semuanya. Tidak pernah ada yang tahu apa yang terjadi ketika kita mati, bahkan meskipun telah berulang kali dijelaskan dalam buku-buku berbagai bahasa yang diyakini merupakan Sang Pencipta Masa. Tetap saja tidak pernah ada yang kembali dari kematian untuk menceritakan kepada kita ada apa sebenarnya di balik sana.
Tapi coba pikir lagi, kematian sebenarnya sangat sederhana. Jaraknya dengan kita lebih tipis dari sehelai tisu yang digunakan oleh ibu dan kakakmu tempo hari untuk mengelap mata mereka yang basah. Tampaknya setelah berjuta tahun berlalu setelah kerusuhan di kahyangan itu, Barata Kala masih belum puas untuk melahap jiwa-jiwa manusia. Dan tampaknya dia memang didisain untuk tidak pernah puas, karena dunia tanpa kematian tampaknya bisa lebih mengerikan dari kematian itu sendiri.
Begitulah dik, kematian ternyata tidak lucu. Berbeda dengan kematian-kematian dalam kartun atau dalam lelucon-lelucon 9GAG yang selalu bisa kutertawakan, pesan singkat yang masuk ke ponselku tempo hari sanggup membuatku duduk mematung selama beberapa saat. Aku tidak tahu apa namanya perasaan yang tiba-tiba menyergapku kemarin, yang jelas bukan perasaan geli karena lucu. Sungguh, itu sama sekali tidak lucu. Sekali lagi, kematian ternyata tidak lucu.
Aku sempat mendengar banyak sekali cerita tentangmu ketika kita masih berada dalam satu rombongan kehidupan di sebuah planet bernama Bumi. Katanya kamu ibarat dandelion, yang selalu bisa menghibur orang-orang sekitarmu serupa dandelion yang beterbangan dengan indahnya ketika tertiup angin, atau ketika ditiup secara manual oleh anak-anak kecil yang bermain tanpa peduli panas. Mungkin dandelion tidak cukup untuk menggambarkanmu, maafkan aku jika begitu, hanya saja aku belum bisa menemukan kata yang cocok saat ini untuk memanggilmu.
Aku jarang mendoakan orang yang pergi, tapi kali ini kudoakan semoga kamu selamat dalam perjalananmu menembus langit. Semoga di sana benar-benar indah, seperti yang sering digambarkan padamu menjelang tidur. Bukan sekedar tempat kosong yang membosankan, tapi jika pun iya, kamu punya kekuatan untuk terbang berhamburan sekali lagi seperti dandelion dan menyulap tempat itu menjadi ladang bunga. Dan jika ternyata di sana ternyata adalah penampungan jiwa-jiwa yang telah mangkat yang keadaannya tidak lebih baik dari kamp pengungsian, kamu bisa menghibur mereka dengan tarianmu. Atau apalah, yang jelas kamu bisa melakukan banyak hal baik di sana.
Semoga tulisan ini terurai aksara demi aksara --entah bagaimana caranya-- sehingga sampai ke padamu.
Untukmu, seseorang yang belum sempat kukenal.
dan ga mudah juga nerima kata-kata Yoda yang bijak:
ReplyDelete"Death is a natural part of life. Rejoice for those around you who transform into the Force. Mourn them do not. Miss them do not. Attachment leads to jealously. The shadow of greed, that is"
walaupun sebenernya bener juga..mungkin.heu
emang susah kok, Yoda sendiri juga sempet down begitu tau calon-calon Jedi di Jedi Temple mati dibunuhin Anakin.
Deletebaca ini kenapa jadi ikutan galau yak? *halah
ReplyDeleteseseorang yang belum sempat kukenal :0
ReplyDeleteKematian hanyalah awal dari keabadian :-)
ReplyDeleteSalam kenal, Lulabi :D
ReplyDeleteSoal kematian, aku juga takut mati. Takut sendiri. Takut gelap. Hiiiyyyy..... tapi harus dijalani ya, karena kematian itu pasti :(
"Semoga tulisan ini terurai aksara demi aksara --entah bagaimana caranya-- sehingga sampai ke padamu."
Ungkapan yang bagus banget :D
salam kenal..
ReplyDelete