Saturday, November 20, 2010

reklamasi

"Ya benar, aku akan bunuh diri.." kata pemuda itu sambil membenarkan duduknya.
"Ah, sudah 10 tahun aku mengenalmu, dan tetap saja pikiranmu seperti cuaca, sulit diprediksi." sahut temannya.
"Kau salah untuk 2 hal. Pertama, tidak ada orang yang benar-benar mengenalku, bahkan diriku sendiri. Jadi kenyataan kita telah berteman selama 10 tahun, itu memang benar, tapi kau tidak mengenalku. Kedua, oh tuhan, tentu saja cuaca bisa diprediksi! Berdamailah dengan ilmu pengetahuan, dan kau bisa memprediksi apapun."
"Ya ya ya apapun itu..Jadi kapan kau akan mati?"
"Hmm..Sepertinya besok malam, saat purnama.."
"Oke. Dengan cara apa?"
"Gantung diri, itu obsesiku dari kecil hahaha!"
"Sakit! Pertanyaan terakhirku, apa alasanmu ingin bunuh diri?"
"Sederhana, aku sudah mendapatkan semua yang aku mau, hidup sudah tidak menantang lagi untuk kujalani. Dan ketika kau sudah tidak lagi merasa hidup dalam hidupmu sendiri, aku sarankan kau bunuh diri saja. Karena kau tahu? Manusia diberkahi sesuatu yang sangat indah bernama ketidakabadian. Kematian adalah jawaban yang paling menyenangkan untuk mimpi burukmu tentang keabadian.."
dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya (*)
***
Perempuan itu kembali menghela nafas, sudah seminggu semenjak dia mengurung diri dalam kamarnya dan melihat betapa dunia sudah benar-benar berubah ketika dia keluar. Semuanya tampak tak sama lagi baginya, pohon di seberang jalan itu, boks telepon umum yang sudah lama rusak, tetangga-tetangganya. Oh demi tuhan, semua telah berubah.
Tapi tunggu, semua yang berubah atau dia yang berubah? Apakah jalan ini memang bertambah panjang atau hanya otaknya yang berusaha mengatakan bahwa jalan ini memang bertambah panjang dari minggu kemarin?
Yang jelas ketika dunia sekelilingmu berubah, maka hidupmu juga otomatis berubah. Begtulah yang dialami perempuan itu, hidupnya sudah tidak sama lagi hari ini, dia sudah tidak bisa lagi menikmati bahkan satu sentimeterpun dari sungai kebahagiaan yang hidup tawarkan padanya.
Maka malam itu, dia berjalan menuju pohon di seberang jalan bersama tali tambang yang dia beli siangnya. Untunglah pengetahuannya tentang tali-temali lumayan bagus, sehingga dia tidak kesulitan dalam mempersiapkan apa yang dia sebut sebagai solusi paling sederhana untuk masalah yang paling kompleks. Dan perempuan itu pun mati.
because the world is round it turns me on
because the world is round..ah
because the wind is high it blows my mind
because the wind is high..ah
because the sky is blue, it makes me cry
because the sky is blue..aah (**)
***
"Sayang, anak kita lahir dengan selamat! Dan mereka kembar!!"
"Puji tuhan! Benarkah sayang? Oh aku sangat bahagia!"
"Iya, cepatlah pulang, aku tak akan menamai mereka sebelum kau pulang.."
"Oke oke sayang, baiklah.. Oh puji tuhan, apakah mereka cantik?"
"Iya mereka cantik dan juga tampan sayang. Yang perempuan mirip aku dan yang laki-laki mirip kamu.."
"Oh jadi mereka beda jenis kelamin. Oh ya tuhan, aku sangat senang! Mereka sehat kan?"
"Ya mereka sehat sayang. Tapi ada sedikit keanehan, di masing-masing leher mereka ada tanda lahir berbentuk tali.."
***
(*) Sapardi Djoko Damono - Dalam Diriku
(**) The Beatles - Because


No comments:

Post a Comment