Beberapa waktu lalu, seorang kawan berangkat ke Jepang untuk mengikuti sebuah konferensi tentang energi. Ia tidak hanya hadir sebagai penonton, tapi juga didapuk untuk mempresentasikan hasil penelitiannya tentang energi terbarukan.
Kawan saya ini sebetulnya sangat minder untuk presentasi di depan umum, apalagi ia merasa bahasa Inggrisnya pas-pasan. Ditambah, para presenter lain tampil meyakinkan dengan cara penyampaian yang begitu menarik dan canggih, berbeda dengannya yang hanya mengandalkan slide Powerpoint. Makin minderlah ia.
Di akhir konferensi, diumumkan makalah-makalah penelitian terbaik dan diberi penghargaan. Sayang, penelitian kawan saya tidak termasuk dalam daftar terbaik. “Tidak apa-apa, yang penting dapat pengalaman ke Jepang,” katanya menghibur diri.
Tak disangka, malamnya, ia dihubungi oleh seorang direksi dari perusahaan energi terkemuka di Jepang. Sang direksi ini rupanya hadir dalam konferensi tadi, dan tertarik dengan penelitian yang disajikan kawan saya. Sang direksi lantas mengundangnya untuk datang ke kantornya.
Keesokan harinya, di kantor yang sejuk nan mewah itu, tanpa ba-bi-bu, sang direksi langsung berkata, “Bagaimana kalau saya beli hasil penelitianmu? Selain saya beli, kamu juga saya kuliahkan S2 di sini. Seluruh biaya kuliah dan biaya hidup akan kami tanggung.”
Kawan saya syok! Ia tak menyangka, hasil penelitian yang ia tampilkan dengan hanya bermodal slide Powerpoint itu mampu mengundang ketertarikan seorang direksi perusahaan besar. Bayangan akan disekolahkan di Jepang dengan dibiayai penuh membuatnya bungah.
Namun, ia tak lantas menyetujui. Meski tawaran itu sangat menggiurkan, itu adalah sebuah keputusan besar, ia harus mendiskusikannya terlebih dahulu dengan orang-orang terdekatnya. Ia lantas minta izin untuk pulang ke Indonesia dan berjanji memberikan jawaban seminggu kemudian.
Sepulangnya ke tanah air, ia segera mengabari keluarganya tentang tawaran sang direksi. Keluarganya menyambut baik, dan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada kawan saya. Restu dari keluarga sudah didapat. Tinggal satu lagi, restu dari para dosen pembimbing penelitiannya.
Dengan langkah mantap, ia berjalan ke kampus. Bayangan akan mengenyam pendidikan gratis di Jepang tinggal di depan mata. Namun, tak disangka, para dosennya menyuruhnya menolak tawaran itu.
“Ini perkara nasionalisme. Jangan pernah menjual intelektualitasmu pada negara lain,” kata dosennya.
“Mereka akan mengeruk kekayaan negara kita menggunakan hasil penelitianmu,” kata dosen yang satunya.
“Tolak saja. Kami akan upayakan penelitianmu terus didukung negara,” tutup dosen yang lain.
Ia bimbang. Di satu sisi ingin sekali berangkat, namun di sisi lain ia tak enak pada para dosennya. Bagaimanapun, mereka telah membantunya menyelesaikan penelitian tersebut. Akhirnya, dengan berat hati, ia mengirim email kepada sang direksi, menolak tawaran menggiurkan itu.
Namun, beberapa bulan kemudian, penelitiannya justru malah telantar. Pihak kampus tak lagi melanjutkan dukungannya, begitu pun dengan pemerintah. Alasannya klise: tidak ada dana. Penelitiannya yang pernah ditawar dengan S2 gratis itu, kini tak lebih dari sebuah dokumen tak berharga.
"Kalau begini, bagaimana caranya aku bisa mencintai Indonesia?" tanyanya.
Menurut saya, itu pertanyaan bodoh yang datang dari seorang kawan yang telah melakukan keputusan yang bodoh. Maka, daripada saya mengeluarkan komentar yang bisa-bisa membuat kawan saya panas hati, saya menjawab sekenanya dan menggiringnya membicarakan hal lain. Tentang film, upaya berhenti merokok, makanan enak, dan hal-hal lain yang tak ada urusannya dengan nasionalisme.
Hari itu, waktu kembali bergulir seperti biasa...
Tuesday, August 30, 2016
Sunday, August 21, 2016
double exposure nikon fm10
Udah sekitar delapan tahun saya pakai Nikon FM10, tapi baru sadar beberapa bulan yang lalu kalau kamera ini punya fitur double exposure. Telat banget memang. Caranya dengan neken tuas kecil yang ada di sebelah tombol shutter
waktu ngokang film. Pantesan, selama ini saya mikir tuas itu gunanya
buat apa, ternyata buat ngasih lebih dari satu eksposur di film yang
sama.
Ini beberapa contohnya:
Ini beberapa contohnya:
Subscribe to:
Posts (Atom)